Kamis, 07 Februari 2013

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA (BERDASARKAN AL-QUR`AN & SAINS)

[Assalamualaikum Wr. Wb]

Proses penciptaan manusia secara detail telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya. Dia Berfirman:

"Padahal sesungguhnya, Allah SWT menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (sulaalatin min thiin) yang kemudian dijadikan-Nya saripati itu air mani (nuthfah)(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)(qaraarin makiin), kemudian air mani itu dijadikan-Nya segumpal darah (`alaqah), lalu segumpal darah itu menjadi segumpal daging (mudghah), dan segumpal daging itu menjadi tulang-belulang (`izhaam), lalu tulang-belulang itu dibungkus-Nya dengan daging (lahma), kemudian Dijadikan-Nya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik". (QS. Al-Mu`minuun: 12 - 14)

Firman Allah SWT tersebut telah menjelaskan tahap-tahap penciptaan manusia. Karenanya, kita dapat mengidentifikasikan tahapan perkembangan prenetal (sebelum lahir) sebagai berikut:
  • Mudghah yang berarti struktur bekas kunyahan.
  • `Izhaam yang berarti tulang atau rangka.
  • Kisaa al-`Izham bil laham bermakna membungkus tulang dengan daging atau otot.
  • An-Nasy`a yang berarti formasi atau pembentukan fetus (janin) yang sudah jelas.
Dalam ayat yang lain, Allah SWT menjelaskan bahwa setiap manusia diciptakan bertahap dan melewati tiga fase, sebagaimana firman-Nya:

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (QS. Az-Zumar: 6)

Itulah tiga fase penciptaan manusia. Lalu, bagaimanakah ilmu pengetahuan membuktikannya?

Williams P., penulis buku "Basic Human Embryology" menyebutkan bahwa kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yakni pre-embrionik (dua setengah minggu pertama), embrionik (sampai akhir minggu kedepalan), dan janin (dari minggu kedelapan sampai kelahiran). Inilah tiga kegelapan yang dimaksud oleh Allah SWT dalam ayat tersebut.

Fase-fase tersebut mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Lebih jelasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim sebagai berikut:

Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot (sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel yang telah masak) tumbuh membesar melalui pembelahan sel. Lalu, terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Di sinilah tahapan pertama dimulai. Awal penciptaan manusia adalah dari nuthfah (setetes atau sejumlah kecil air).

Tahap Embrionik

Tahap tersebut berlangsung selama lima setengah minggu. Pada tahap ini, bayi disebut sebagai embrio. Sebab, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel terebut. Adapun, berdasarkan friman Allah SWT dala surat Al-Mu`minuun ayat 12 - 14, tahap embrionik meliputi proses `alaqah, mudghah, `izhaam, dan kisaa al-`izhaam bil laham

Tahapan tersebut telah dibuktikan secara ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan. Salah satu ilmuwan yang menjelaskan hal tersebut adalah Prof. Keith Moore (ahli embriologi Amerika). Ia menjelaskan tahapan pertumbuhan tersebut dalam bukunya "The Developing Human". Bahkan, Moore juga melengkapi penjelasannya dengan gambar-gambar yang semakin memperkuat pendapatnya dan mempermudah untuk dipahami.

Moore memulai penjelasannya dengan tahap `alaqah. Kata `alaqah memiliki tiga makna, yakni 'lintah', 'sesuatu yang tergantung', dan 'segumpal darah'.

Ketika membandingkan lintah air tawar dengan embrio pada tahap `alaqah, Prof. Moore menemukan kesamaan yang banyak pada keduanya. Ia berkesimpulan bahwa embrio selama tahap `alaqah, mendapatkan penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Prof. Moore lantas menempatkan sebuah gambar embrio dan lintah bersebelahan (lihat gambar di bawah ini).

[Perbandingan antara embrio manusia (A) dengan lintah (B)]

Kedua, `alaqah bermakna sesuatu yang tergantung. Yakni, dapat kita lihat pada penempelan embrio di uterus (rahim) selama tahap `alaqah (lihat gambar di bawah ini).


 [Dapat dilihat gambar embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap `alaqah]

[Tanda panah (B) menunjukkan embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap `alaqah]

Ketiga, `alaqah bermakna 'segumpal darah'. Moore menjelaskan embrio selama tahap `alaqah mengalami peristiwa internal, seperti pembentukan darah pada pembuluh tertutup sampai siklus metabolisme selesai di plasenta. Selama tahap `alaqah, darah ditangkap di dalam pembuluh tertutup. Inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti gumpalan darah.

Setelah tahap `alaqah, embrio masuk ke tahap mudghah (struktur bekas kunyahan). Untuk membuktikannya, Moore sengaja menngunyah permen karet dan kemudian membandingkan hasil kunyahannya dengan embrio pada tahap tersebut. Hasilnya? Lihatlah pada gambar di bawah ini.

[Perbandingan antara gambar embrio pada tahap mudghah (A) dan permen karet bekas kunyahan (2)]

Subhanallah. Ternyata, hasil keduanya sangat mirip. Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.

Di samping itu, Dr. Maurice Bucaille (seorang ahli bedah berkebangsaan Prancis) juga menjelasakan perkembangan taham embrio secara detail dalam bukunya "Asal Manusia Menurut Bibl, Al-Qur`an, dan Sains". Dalam buku tersebut ia menjelaskan, pada tahap ini embrio disebut di dalam Al-Qur`an denga kata al-mu`llaqah (sesuatu yang bergantung). Menurutnya, Al-Qur`an menjelaskan tahap tersebut berbentuk seperti daging yang digulung-gulung. Kemudian, embrio terus tampak demikian sampai kira-kira hari kedua puluh. Selanjutnya, embrio mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia sehingga jaringan-jaringan tulang dan tulang-belulangnya mulai tampak dalam embrio tersebut. Kemudian, otot-otot pun mulai terbentuk di dalamnya. Itulah penjelasan Dr. Maurice yang mengutip salah satu ayat dalam Al-Qur`an:

"Kami jadikan mudghah (segumpal darah), lalu mudghah itu kami jadikan `izhaam (tulang-belulang) lalu `izhaam itu kami bungkus dengan lahma (daging atau otot), kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain (janin)." (QS. Al-Mu`minuun: 14)

Dua tipe daging yang ada pana manusia diberi dua nama berbeda di dalam Al-Qur`an. Pertama, segumpal daging disebut sebagai mudghah. Kedua, daging yang masih utuh ditunjukkan oleh kata laham yang memang menguraikan secara tepat bagaimana rupa otot.

Tahap Fetus

Pada tahap ketiga, bayi disebut sebagai fetus. Tahap tersebut dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan tersebut adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia. Terutama bagian wajah, kedua tangan, dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, semua organnya telah nampak. Kemudian, tahap tersebut berlangsung selama kurang lebih 30 minggu dan berlanjut hingga minggu kelahiran. Inilah proses yang disebut oleh Allah SWT sebagai an-nasy`a (formasi pembentukan janin yang jelas).

Tahap ketiga ini berakhir hingga saat melahirkan tiba, yaitu pada usia kehamilan kurang lebih 9 bukan 10 hari. Sebab, dalam dunia kedokteran, waktu yang tepat untuk melahirkan adalah usia kehamilan 37 - 40 minggu.

Perkembangan janin tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-Qur`an. Di dalamnya, Allah SWT menyebutkan tahap penciptaan manusia itu dimulai dari tanah yang telah berbentuk sari pati sperma. Kemudian, Allah SWT meniupkan roh dan memberikan alat indra dan hati. Allah SWT berfirman:

"Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (sperma). Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah: 7 - 9)

Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia dianugerahi pendengaran, penglihatan, dan hati untuk melihat dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Ketiga organ tubuh tersebut merupakan nikmat Allah SWT yang begitu besar bagi manusia. Roh yang ditiupkan Allah SWT inilah yang membuat semua organ manusia hidup.

Di samping itu, suata di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir, juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Di dalam rahim seorang ibu, manusia dianugerahi telingan yang akan mendengarkan segala suara. Itulah saat pembentukan sel-sel alat penerima suara terbaik di dunia.

Semua uraian tersebut mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada kita. Allah SWT berfirman:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)

"Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah: 9)

[Wassalamualaikum Wr. Wb.]

Sumber:
Buku karya Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi "The Secret of Kematian"
The Secret of Kematian by Muhammad Fakhrurrozi M. Psi, Psi
KINDLY BOOKMARK AND SHARE IT :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar